Sabtu, 05 Maret 2011

KEBAHAGIAN untuk IBU



Ada cerita tentang seorang anak perempuan sebut saja dia adalah Kanaya olivia itu anak yang cantik, cerdas, dan ceria. Dia tumbuh dalam keluarga sederhana yang bahagia. Hingga pada suatu malam di usianya yang ke-5, dia mendengar ibunya menangis.
“ kenapa Ayah setega itu?. Menyuruh Ibu dan kanaya pergi hanya demi wanita itu. Kasian kanaya yah, dia masih terlalu kecil.” Ucap sang ibu disela isak tangis ya. Kanay yang masih kecil itu hanya bisa erdiam memeluk bonekanya didepan pintu kamar orang tuanya.
Kemudian sang Ayah keluar dari kamarnya seraya membawa sebuah koper besar berisi pakaian ibunya.
“ Bawa barang-barang milik mu dan anak ini, lalu keluar dari rumah saya.” Bentak ayah kepada ibu. Ibu pun mengambil koper itu dan membereskan barang-barang miliknya dan milik Kanaya. Kanay masih terdiam kaku melihat ayahnya yang sama sekali tidak mempedulikannya, sampai ibu menarik tangannya dan mengajaknya pergi dan keluar dari rumah itu. Mereka pergi kerumah peninggalan orang tua sang ibu yang kecil di pinggiran kota.
Semenjak kejadian malam itu, Kanaya menjadi pendiam. Dan Ibunya bekerja sebagai buruh cuci, tetapi dari hasil pekerjaannya itu dia mengumpulkan uang untuk biaya sekolah anaknya. Meskipun pendiam, tetapi Kanaya termasuk siswa yang berprestasi disekolah, hingga iya berhasil mendapatkan beasiswa disalah satu sekolah swasta terkemuka di Jakarta.
Pada suatu malam, ibu mengajak Kanaya berbicara.
“ Nak, selama 11 tahun ini ibu jarang sekali melihat kamu tersenyum. Bahkan jika kamu bicara pun hanya seperlunya saja.” Ucap ibu menahan sedih melihat anaknya yang menjadi pendiam.
“ Ibu rindu kamu yang dulu nak, Kanaya anak ku yang selalu ceria, yang selalu tertawa.” Lanjut sang ibu, kali ini ibunya menangis. Ibunya tidak pernah menangis semenjak kejadian malam itu, dia selalu tam[ak tegar didepan anaknya. Melihat sang ibu menangis, merasa bersalah dan memeluk ibunya seraya berkata, “Bu, maafin aku, aku udah bikin Ibu nagis.” Ucap Kanaya sedih.
“ Aku ngga mau bikin ibu sedih, aku mau bikin ibu bahagia.” Tambahnya.
“ tidak nak, kamu tidak membuat ibu sedih. Ibu hanya merasa bersalah atas perubahan sikap mu.” Balas Ibu.
“ Ibu ngga salah, yang salah ayah. Aku akan buktiin, tanpa dia kita bisa bahagia.” Janji kanaya.
Semejak percakapan itu, Kanaya kembali ceria.
Tibalah saat Kanaya memasuki bangku SMA. Hari pertamanya masuk ke sekolah elit itu, semua mata tertuju padanya. Kanaya pun melihat kesekelilingnya. Ia berenti sejenak, melemparkan senyum pada orang-orang yang melihatnya, lalu kembali melanjutkan langkahnya menuju kelas. Dia tidak peduli dengan orang-orang yang memandangnya rendah karena dia menggunakan seragam bekas yang sudah usang.
Hari-hari pertamanya disekolah dilaluinya sendiri, tanpa seorang teman pun. Dikelas pun dia duduk sendiri. Tetapi tidak ada kesedihan pada raut wajahnya. Dia tetap menjadi kanaya yang selalu ceria, tersenyum dan terkadang jahil. Dari kejahilannya itulah teman-temannya mulai mendekatinya. Maya, Andin, Edo, dah Feri adalah teman-teman yang paling dekat dengan dirinya. Mereka juga selalu mensuport dan memberikan semangat pada kanaya.
Suatu hari akan ada drama sekolah untuk memeriah klan acara HUT sekolah mereka.
“ Nay, sebulan lagi kan ada drama sekolah tuh. Gw udah daftarin lo buat jadi pemeran utamanya. Soalnya kata Pak Hanif belom ada yang cocok jadi pemeran utama.” Kata Maya
“ Ah, gla lo. Ngapain ikut gituan segala. Gw ngga mau ah.” Sahut kanaya ketus.
“ yaelah nay.., kita tuh udah ngantri panjang buat daftarin lo. Ko’ lo malah ngga mau ikut si?. Ah ngga ngehargain kita lo.” Umpat feri.
Karena merasa tidak enak, Kanaya pun bersedia mengikuti audisi itu, dan lolos senagai pemeran utamanya.
Pada saat pertunjukan drama itu, ternyata kanaya berhasil memainkan perannya dengan sangat baik sehingga mengundang tepuk tangan dari para penonton. Dari situlah Kanaya menjadi sering tampil dalam drama-drama sekolah, bahkan sekola tetangga pun sering mengundang kanaya untuk ambil dalam drama sekolahnya. Tentunya kanaya mendapat imbalam berupa sejumlah uang atas permainannya itu. Dan karena itu kanaya bisa menabung sedikit demi sedikit dari hasil honornya itu. Kanay ingin sekali membelikan rumah untuk ibunya.
Ternyata, kehebatan kanaya dalam ber-acting, terdengar sampai ketelinga seorang produser Film terkenal. Produser itu pun segera berkunjung kesekolahnya untuk bertemu dengan dirinya. Ia menawarkan Kanaya untuk ambil bagian dalam Film terbarunya. Kanaya bingung atas tawaran itu, akhirnya dia memutuskan meminta waktu tiga hari unutk memikirkannya. Produser itu pun menyetujuinya, dan bergegas meninggalkan sekolah itu.
Sesampainya di rumah, dia bercerita tentang tawaran sang produser kepada ibunya.
“ Itu sih terserah kamu. Kalau kamu merasa mampu dan tidak mengganggu sekola mu, ya ibu setuju-setuju saja.” Ungkap ibunya.
“ Aku si yakin ngga akan ganggu sekolah bu, karena bagi ku sekolah itu prioritas utama ku.” Jelas kanaya.
Selain bertanya kepada ibunya, ia pun bertanya kepada keempat teman-temannya.
“ Kalo gw sih ngga usah ditanya lagi nay, lo ambil aja tawarannya.” Ucap Edo.
“ Iya nay, kapan lagi kiya punya temen artis?.” Timpal andin seraya melirik teman-temannya sambil menaikkan alis matanya. Teman-temannya pun tertawa atas tingkah andin. Termasuk kanaya.
Setelah tiga hari berlalu, Produser itu pun kembali menemui kanaya. Kali ini sang produser berkunjung kerumah kanaya.setelah beberapa menit yang diawali dengan obrolan-obrolan ringan, produser itu pun menanya kan kembali tawarannya kepada kanaya. Sambil melirik ke ibunya, kanaya pun menerima tawaran itu. Dan semenjak itu, kanaya mulai merintis karir di dunia hiburan. Lambat laun nama kanaya pun menjadi banyak dikenal orang. Walaupun begitu, kanaya tetap menjadi gadis yang ceria, dan tidak sombong kepada teman-temannya. Kanay juga tetap rajin belajar dan mempertahankan prestasinya disekolah, demi membanggakan sang ibu.
Setelah kurang lebih setahun kanaya menggeluti dunia enterteint, dia berhasil membelikan sebuah rumah mewah untuk ibunya dibilangan pondok indah. Dirumah barunya itu kanaya mulai merasa sepi, dan merindukan sosok ayah dalam hidupnya. Akhirnya dia pun mulai mencarikan pendamping untuk ibunya dengan kriteria-kriteria tertentu. Tetapi, dari sekian banyak pria yang dikenalkan oleh ibunya, semua ditolak.
“ kenapa si bu?. Semua yang aku kenalin ibu tolak. Padahal aku pilihnya ngga asal-asalan bu. Mereka baik, setia, single, ngga kasar juga bu. Ngga kaya mantan suami ibu itu.” Ucap kanaya kesal.
“ kanaya, sejelek apa pun dia, dia tetap ayahmu nak.” Balas ibu seraya meninggalkan kanaya diruang tamu dan menuju ke kamarnya.
“ ternyata ibu masih mencintai ayah.” Umpat kanaya dalam hati.
Akhirnya kanaya pun berhenti mencarikan pendamping untuk ibunya. Tetapi kanaya juga tidak menginginkan ayahnya kembali, dia masih dendam oleh ayahnya.
Beberapa bulan setelah itu, ketika kanaya dan ibunya sedang bercengkrama sambil menonton TV, terdengar bunyi bel.
“ Bi.. bi.. biar saya aja yang buka.” Kata ibu kepada bibi yang hendak membukakan pintu.
Lalu ibu kanaya pun bangkit dari tempat duduknya untuk membukakan pintu. Tetapi kanaya menjadi bingung, karenga ibunya tak kunjung masuk dengan tamu yang berada didepan pintu. Akhirnya kanaya pun memutuskan untuk melihat siapa tamu yang berkunjung kerumanya itu.
Betapa kagetnya kanaya ketika mengetahui tamunya itu. Ternyata tamu itu adalah ayah yang telah menyia-nyiakan dia dan ibunya. Kanaya marah dan mengusir ayahnya. Tanpa peduli tangisan sang ayah yang ingin memeluk kanaya. Ibunya pun segera ditariknya masuk dan menutup pintunya. Mereka berdua menangis dan masuk kekamarnya masing-masing.
Ketika makan malam, ibunya bercerita bahwa ayahnya menyesal telah menyianyiakan sang ibu dan dirinya. Semua harta ayahnya habis karena dirampas oleh istri barunya, hingga ayahnya harus luntang-lantung dijalanan selama tiga tahun belakangan ini.
“ kenapa ayah ngga nyari kita dari dulu? Kenapa baru sekarang? Setelah aku punya semua ini. Apa dia mau ambil harta aku?.” Ucap kanaya marah.
“KANAYA. Ibu tidak pernah mengajarkan kamu berbicara seperti itu.” Bentak sang ibu.
“maafin aku bu…” pinta kanaya.
“ ayah mu sejak dulu mencari kita, tetapi tidak pernah berhasil. Sampai kamu seperti sekarang ayah mu baru bisa menemui kita. Karena hampir semua orang sekarang mengenal mu nak. Ayah mu sangat menyesal.” Jelas ibunya.
Sampai ibu kanaya pun memutuskan untuk mengajak ayahnya tinggal dirumahnya. Kanaya sebenarnya tidak setuju, tetapi ia tidak mau membuat ibunya sedih. Setelah beberapa bulan ayahnya tinggal bersama ia dan ibunya, kanaya sama sekali tidak berbicara pada ayahnya. Sampai suatu saat sang ibu memutuskan untuk menikh kembali dengan ayahnya. Kanaya sangat sedih, dia menangis, tetapi ia tetap mnyetujui pernikahan itu, sekali lagi karena ia tidak ingin membuat ibunya sedih. Dan pernikahan itupun benar-benar terjadi. Kanaya pun menemui ayahnya dan berkata,
“ sekali lagi saya melihat anda menyakiti ibu saya, saya tidak akan tinggal diam.” Ancam kanaya.
Ayahnya hanya tersenyum mendengar ancaman anaknya itu.
“ Anak ku, ayah sudah menyesali perbuata ayah dulu. Dan ayah tidak akan menyianyiakan kalian lagi.” Kata sang ayah seraya mendaratkan ciuman dikening kanaya. Saat ayahnya mencium keningnya, hati kanaya luluh seketika. Dan perasaan sayang dan cinta pada sang ayah timbul kembali. Kanaya merasakan ayahnya yang dulu telah kembali.
Akhirnya kanaya bisa menerima kehadiran ayahnya kembali. Dia pun membantu sang ayah untuk membangun bisnisnya kembali. Dan ternyata bisnis sang ayah pun maju pesat. Kanaya sangat senang melihat ibunya yang selalu tersenyum dan kembali ceria. Ibunya tampak lebih cantik setelah pernikahannya itu. Kanaya pun merasa sangat bahagia, dan berjanji sebisa mungkin akan menjaga kebahagiaan yang telah diberikan tuhan kepada ibu dan keluarganya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar